SURVEY MAWAS DIRI DALAM RANGKA PENINGKATAN STRATA DESA SIAGA

  • Mar 14, 2019
  • ngurenrejo

[caption id="attachment_2788" align="alignnone" width="1000"] Peningkatan strata Desa Siaga melalui Survey Mawas Diri oleh Desa, para Kader Kesehatan dan FKD
( ngurenrejo-wedarijaksa.desa.id/Yusup M.)[/caption] ngurenrejo-wedarijaksa.desa.id. Kamis, 14-03-2019. Desa Ngurenrejo merupakan salah satu Desa Siaga di wilayah kerja Puskesmas Wedarijaksa II. Dalam upaya meningkatkan strats Desa Siaga, Pemerintah Desa melalui para kader kesehatan dan Forum Kesehatan Desa melaksanakan Survey Mawas Diri (SMD). SMD merupakan awal dari perencanaan pembangunan bidang kesehatan. Hasil SDM akan dibawa dalam forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk pembahasan lebih lanjut. Pelaksanaan SMD dilaksanakan pada hari Kamis 14 Maret 2019 mulai pukul 09.00 wib sampai selesai, bertempat di rumah bapak Kepala Desa Ngurenrejo. SMD diikuti oleh Pemerintah Desa dalam hal ini Kasi Kesra, para kader kesehatan, anggota FKD, bidan desa dan perwakilan dari Puskesmas Wedarijaksa II. Untuk mengenal dan memahami terkait SMD dan MMD, mari kita ulas kegiatan tersebut. Pengertian SMD Survey Mawas Diri (SMD) atau Community Self Survey (CSS) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah keshatan oleh sekelompok masyarakat setempat di bawah bimbingan tenaga kesehatan di desa. Kegiatan ini untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang-peluang yang dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-upaya perbaikannya, sesuai batas kewenangannya. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan di masyarakat. SMD juga merupakan pembelajaran oleh masyarakat, untuk masyarakat. Puskesmas sebagai pendamping dan nara sumber. Kalau semua dilakukan oleh Puskesmas maka masyarakat tidak belajar sesuatu. Salah satu tujuan SMD adalah : masyarakat dapat mengetahui masalah kesehatan diwilayahnya sehingga bisa menyusun program untuk mengatasinya dan menyambut program pengentasan wilayah dari diare menjadi gerakan masyarakat. Puskesmas bisa memberi masukan program apa saja untuk mengatsi diare, cuci tangan pakai sabun, enam langkah mencuci tangan, tidak BAB disembarang tempat (ODF), satu rumah satu jamban, program air bersih, dll. Salah satu pembelajaran yang penting dalam SMD adalah dapat membedakan antara, KEINGINAN terhadap suatu pelayanan kesehatan, dan KEBUTUHAN pelayanan kesehatan karena adanya masalah kesehatan di wilayahnya. Pelayanan diare akan dibutuhkan masyarakat jika memang masih sering terjadi KLB diare, tetapi pelayanan bedah kosmetik mungkin hanya keinginan beberapa orang saja. SMD dan MMD itu satu rangkaian dengan Musrenbang Desa,Musrenbang Kecamatan, dst-nya sesuai tingkatannya. Waktu dan Cara Pelaksanaan SMD Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan tingkat desa. Sedangkan untuk cara pelaksanaannya dengan melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengunjungi rumah untuk wawancara atau diskusi dengan kepala/anggota keluarga sekaligus mengamati (observasi) terhadap rumah/tempat-tempat umum dan lingkungannya. Cara lain yang dapat dilakukan adalah melalui diskusi kelompok terarah yang menghadirkan para wakil masyarakat. Hal-hal yang perlu dicermati ketika melakukan SMD yaitu antara lain : Permasalahan kesehatan lingkungan; Perilaku hidup bersih dan sehat; Permasalahan kesehatan ibu dan anak; Status gizi, dan lain-lain. Selain permasalahan tersebut di atas, juga dipotret potensi atau kemampuan yang ada di desa tersebut. Perumusan Masalah pada SMD Kelompok pelaksana SMD dengan bimbingan bidan di desa mengolah data masalah kesehatan yang telah dikumpulkan (hasil SMD) secara sederhana sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehatan di wilayahnya. Hasil dari SMD Hasil survei adalah gambaran desa berikut isinya (masyarakat dan lingkungannya) dan dibawa pada waktu MMD. Gambaran tersebut menampakkan berbagai masalah kesehatan (termasuk penyebab masalah dan faktor yang mempengaruhi) serta daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada di desa tersebut. SMD Berbasisi Masyarakat adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat di desa. Tujuan SMD Berbasis Masyarakat  adalah masyarakat lebih mengenal kesehatan yang ada di desa/ kelurahan  dan menimbulkan minat atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan pentingnya permasalahan tersebut untuk diatasi. Metode mawas diri diciptakan oleh yayasan Indonesia sejahtera, salah satu LSM yang banyak bergerak dibidang pembinaan kesehatan masyarakat didaerah pedesaan. Mawas diri sering dipakai oleh berbagai instansi yang terkait dengan program kesehatan dengan melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan keperluannya masing-masing. Mawas diri harfiah berarti melihat kedalam diri sendiri untuk mengenali secara sadar berbagai kelemahan dan kekurangan yang dihadapi. Apabila seseorang telah sampai pada tingkat mawas diri, maka dengan sendirinya ia akan melakukan tindakan untuk menanggulanginya dengan penuh kesadaran dan dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinya. Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas. Orang-orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan berperan didalam proses keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan faktor negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi untuk promosi kesehatan. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan dilakukannya Survei Mawas Diri /Survey Berbasis Masyarakat yang diikuti dengan kegiatan musyawarah masyarakat desa. Desa Ngurenrejo memandang perlu untuk melalukan SMD didesanya dalam mewujudkan visi pembangunan desa dan pembangunan nasional kita ( Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur) adalah saling kerjasama antara beberapa komponen, mulai dari masyarakat sampai dengan penentu kebijakan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah pengembangan desa siaga, dimana masyarakat mampu menggali /mendeteksi hingga mengatasi masalah kesehatan di wilayang masing-masing. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan dari sector lain seperti Pemerintah Desa, Puskesmas setempat, Kader Kesehatan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Karang Taruna atau Ormas, bahkan LSM. Adapun indikasi keberhasilan suatu Desa atau Keluarga Siaga adalah ketika masyarakatnya tidak kesulitan untuk mengakses fasilitas dan pelayanan kesehatan, yang ada di wilayah setempat. Masyarakat melaksanakan dan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ), seperti surveilans berbasis masyarakat, posyandu, penanggulangan bencana atau kedaruratan kesehatan, penyehatan lingkungan, sehingga masyarakatnya bisa menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Selain indikasi di atas, desa tersebut memiliki kader kesehatan yang mau dan mampu menjadi penerus ke tingkat dasar, memiliki forum guna membahas hal-hal yang menimbulkan masalah kesehatan di wilayahnya, melaksanakan koordinasi yang rutin di forum tersebut, melaksanakan survey mawas disi, melaksanakanmya ada petugas kesehatan yang mendampingi kegiatanya, bahkan sudah memilki peraturan tentang kesehatan dan terealisasi. Hal yang melatarbelakangi kegiatan SMD ini adalah perkembangan penyakit dan adanya permaalahan kesehatan yang menggelisahkan masyarakat di desa tersebut misalnya penyebaran HIV/ AIDS sampai dengan saat ini sangat memprihatinkan. Secara akumulatif kasus HIV/AIDS meningkat dari waktu ke waktu, kasus ini tidak kalah pentingnya dari kasus TBC ataupun Hepatitis, Cikungunya, Demam Berdarah juga perlu diwaspadai. Peningkatan itu terjadi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia tidak terlepas di Desa Ngurenrejo. Upaya untuk meredam laju penyebaranya telah banyak hal yang sudah dilakukan, seperti pencegahan seperti BOOM PSN yang di lakukan di desa dan fogging, perawatan penderita terutama penyakit menular hingga sampai upaya pengembalian penderita ke masyarakat. Namun semakin banyak yang muncul ke permukaan, hal ini pertanda tidak mudahnya menekan epidemic ini. oleh karenanya perlu diperhatikan bahwa penanggulangan HIV /AIDS, TBC, DB, Cikungunya dll harus dilakukan secara terpadu mulai dengan Program Pemberdayaan Masyarakat yang ada dengan prinsip transparansi, partisipasif, akuntabilitas, serta memperhatikan nilai agama dan budaya masyarakat Indonesia kususnya di Desa Ngurenrejo. Pengertian MMD MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD. Tujuan MMD Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya 1.  Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui pelaksanaan desa siaga dan poskesdes. 2.  Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan, melaksanakan desa siaga dan poskesdes. Peserta MMD MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan lain-lain). Tempat dan waktu pelaksanaan MMD MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa, MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.