SOSIALISASI PENYAKIT KAKI GAJAH

  • Aug 18, 2018
  • ngurenrejo

SOSIALISASI PENYAKIT KAKI GAJAH

(Ngurenrejo, 18 Agst 2918). Pada hari ini Sabtu, 18 Agustus 2018 bertempat di Balai Desa Ngurenrejo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati telah dilaksanakan Sosialisasi Penyakit Gajah (filariasis) dalam rangka rencana pemberian obat pencegahan penyakit kaki gajah melalui kegiatan Pemberian Obat Penyakit Massal (POPM) di Desa Ngurenrejo oleh Puskesmas Wedarijaksa II. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Ngurenrejo (Bp. Sudiyono), Perangkat Desa, Kader Kesehatan, dan Tokoh masyarakat setempat. Sebagai narasumber kegiatan sosialisasi adalah Tim Sosialisasi dari Puskesmas Wedarijaksa II yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas Wedarijaksa drg. Yanti. Materi yang disampaikan meliputi penyakit kaki gajah, ciri-ciri penyakit kaki gajah, upaya pencegahannya, tindakan yang perlu dilakukan masyarakat.

Materi sosialisasi penyakit kaki gajah.

Kaki gajah adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin, baik pada perempuan maupun laki-laki. Penyakit kaki gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun ia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan juga memalukan.

Apa yang terjadi jika seseorang mengidap kaki gajah?

WHO menerangkan bahwa penyakit kaki gajah merupakan penyakit tropis yang terabaikan. Infeksi biasanya didapat seseorang pada masa kecil, dan menyebabkan kerusakan tersembunyi untuk sistem limfatik. Wujud dari penyakit ini sendiri terlihat menyakitkan dan sangat mengubah bentuk. Limfoendema, kaki gajah, dan pembengkakan skrotum dapat terjadi di kemudian hari dan menyebabkan cacat permanen. Para pasien tidak hanya cacat fisik, namun juga menderita kerugian mental, sosial, dan finansial, sehingga memberikan kontribusi untuk stigma dan kemiskinan. Saat ini, sekitar 1,10 miliar penduduk di 55 negara, tinggal di daerah yang membutuhkan kemoterapi preventif untuk menghentikan penyebaran infeksi. Sekitar 80% dari orang-orang ini tinggal di 10 negara berikut: Angola, Kamerun, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, India, Indonesia, Mozambik, Myanmar, Nigeria, dan Republik Tanzania.

Penyebab kaki gajah dan proses penularannya

Menurut WHO, ada tiga jenis cacing filaria yang menyebabkan kaki gajah, yaitu:
  • Wuchereria bancrofti, yang bertanggung jawab atas 90% kasus.
  • Brugia malayi, yang menyebabkan kasus sebagian dari sisanya.
  • Brugia timori, yang menyebabkan kasus sebagian kecil.
Cacing dewasa menetap dalam sistem limfatik dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Cacing bisa hidup selama rata-rata 6-8 tahun, dan selama hidupnya, mereka menghasilkan jutaan mikrofilaria (larva dewasa) yang beredar dalam darah. Nyamuk terinfeksi mikrofilaria ketika ia menelan darah manusia yang telah terinfeksi. Mikrofilaria dewasa berubah menjadi larva infektif dalam nyamuk. Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang, larva masuk ke dalam tubuh manusia dan bermigrasi ke pembuluh limfatik dan kemudian menjadi cacing dewasa. Filariasis dapat ditularkan oleh berbagai nyamuk, misalnya nyamuk Culex (yang banyak beredar di seluruh daerah perkotaan dan semi perkotaan), nyamuk Anopheles (yang beredar di daerah pedesaan), dan nyamuk Aedes (yang banyak terdapat di pulau-pulau endemik di Pasifik).

Gejala dan ciri kaki gajah

Menurut Palang Merah Indonesia (PMI), gejala dan tanda penyakit kaki gajah terbagi menjadi dua, yaitu gejala akut dan gejala kronis. Pada gejala akut, Anda akan merasakan:
  • Demam berulang-ulang selama 3-5 hari (demam hilang ketika beristirahat dan muncul lagi setelah beraktivitas berat).
  • Bengkaknya kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha atau ketiak yang tampak kemerahan, panas, dan sakit.
  • Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit, yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung.
  • Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, atau buah zakar, yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas.
Pada gejala kronis Anda akan merasakan pembesaran yang menetap pada tungkai, lengan, buah dada, atau buah zakar.

Cara mencegah dan menangani kaki gajah

Menurut PMI, ada beberapa cara untuk mencegah dan menangani penyakit kaki gajah. Untuk pencegahan, Anda harus:
  • Melakukan pendidikan dan pengenalan penyakit kaki gajah pada penderita dan warga di sekitarnya.
  • Melakukan pemberantasan nyamuk di wilayah masing-masing untuk memutuskan mata rantai dan penularan penyakit ini.
  • Melakukan gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur) dan menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk di wilayah tersebut.
  • Berusahalah untuk menghindari diri dari gigitan nyamuk penular.
Untuk penanganan, Anda harus:
  • Menganjurkan penderita untuk segera berobat ke fasilitas kesehatan.
  • Melaporkan penemuan kasus kepada Puskesmas setempat dan aparat desa.
  • Pengobatan massal dapat dilakukan di daerah yang terkena wabah dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC), yang dikombinasikan dengan Albenzol setahun sekali selama 5-10 tahun. Untuk mencegah reaksi seperti demam, Anda dapat memberikan Paracetamol. Pengobatan massal dapat dihentikan jika tingkat mikrofilaria (MF rate) berada pada <1%.
Dengan memberantas penyakit kaki gajah, Anda dapat mencegah penderitaan yang tidak perlu dan juga berkontribusi pada pencegahan kemiskinan. Sumber lain : https://hellosehat.com/